Kamis, 09 Mei 2013

Air Bus Pesawat Jet Komersil Berteknologi Tinggi




Eropa memiliki Airbus Industrie. Pabrik pesawat Airbus ini berpusat di Toulouse, Perancis. Modalnya berasal dari EADS (80%) dan BAE System (20%). EADS adalah European Aeronautic Defence and Space Company N.V. Semacam korporasi yang terbesar di bidang industri dirgantara di Eropa. Sedangkan BAE System ini adalah raksasa kontraktor pertahanan terbesar  kedua di Eropa. BAE System ini terdiri dari  perusahaan-perusahaan besar seperti BAe (British Aerospace), GEC (General Electric Company), dan MES (Marconi Electronic System).
Melihat siapa-siapa yang berdiri di belakang Airbus Industri diatas, bisa dibayangkan bagaimana seriusnya konsorsium Eropa ini mengerjakan program pesawat terbang produk Airbus. Tidak heran jika dalam beberapa segi teknis dan non teknis, produk Airbus ternyata memang lebih unggul dibanding  produk Boeing. Pegawai Airbus yang berjumlah 57.000 itu tersebar di berbagai perusahaan Airbus yang terletak di Jerman, Perancis, Inggris, dan Spanyol. Penyelesaian perakitan terakhir tetap di Toulouse, Perancis.
Airbus A330-200
Salah satu produk Airbus Industrie yang saat ini sangat popular adalah pesawat berbadan lebar Airbus A330 seri 200. Pesawat ini selain dilengkapi dengan kecanggihan–kecanggihan seperti pesawat MD-11 buatan McDonnel Douglas diatas, juga dilengkapi dengan beberapa  sistem proteksi yang semakin memberikan jaminan  tingkat keselamatan  yang tinggi terhadap penumpang, awak pesawat, dan pesawat terbang itu sendiri. Semua produk Airbus yang terakhir memiliki kecanggihan sistem proteksi ini. Sebut saja varian Airbus 330 seri 300, lalu “saudaranya” yaitu Airbus A320, Airbus A319, Airbus A318. Selain itu juga Airbus A340 yang memiliki empat mesin jet di sayapnya, dilengkapi sistem proteksi seperti diatas.Maskapai Garuda Indonesia Airlines mengoperasikan enam varian Airbus A330-300 sejak th 1998. Saat ini malah ditambah dengan varian yang A330-200. Rencananya berjumlah enam lagi. Artinya total Airbus A330 yang akan dioperasikan berjumlah 12 unit. Varian yang 200 ini memiliki keunggulan dalam hal jangkauan terbang. Ia dilengkapi tangki bahan bakar di perut pesawat (center tank), sehingga mampu terbang lebih jauh dibanding  seri 300. Yang cukup mengagumkan juga adalah desain kokpit-nya ternyata sama persis, Baik Airbus A320, A318, A319, A330. Sedangkan A340 terdapat sedikit perbedaan  pada Panel tuas pengontrol mesin, karena memang mesinnya berjumlah empat. Tapi secara konsep dan desain termasuk sama persis. Airbus memang menyederhanakan desain karena memiliki satu Philosophy yang sama untuk tiap pesawat Airbus modern.
Semua jenis pesawat Airbus modern diatas juga memiliki FMS, sistem EFIS dan FADEC, seperti pesawat produk  Boeing diatas.Tetapi FMS yang terpasang lebih canggih dalam hal kemampuannya. Namanya FMGEC (Flight Management Guidance Envelope Compu-ter) Kelebihannya adalah dalam hal Guidance dan Envelope tersebut. Maksudnya apabila pesawat ini mishandling (keliru dalam pemrogramannya) saat bermanuver atau pemrograman, artinya keluar dari margin area Envelope, maka secara otomatis akan menolak program yang keliru tadi dan memberikan info kepada programmer (dalam hal ini sang penerbang) untuk kembali kepada program yang benar sesuai sistem. Inilah yang disebut Guidance. Secara konsep ini memberikan jaminan tingkat keselamatan yang semakin tinggi tentunya.

Forward Facing Cockpit Concept (FFCC). Apakah itu?

FFCC artinya suatu konsep yang dirancang Airbus untuk memudahkan sang penerbang dalam berkomunikasi dengan segala sistem (man-machine communication) yang ada didalam pesawat tersebut. Dahulu, salah satu dari pendiri maskapai Garuda Indonesia, yaitu alm. Bapak Wiweko Soepono dengan sangat jenius memberikan ide brillian tentang konsep Two Man Cockpit Operation kepada Airbus Industrie untuk pesawat Airbus yang dipesan Garuda yaitu Airbus A300 B-4 agar dirancang tanpa memakai Flight Engineer di ruang kokpit.Jadi yang duduk di kokpit hanya ada dua orang saja yaitu Captain Pilot dan Co Pilot (First Officer / Perwira Pertama). Kelak kemudian hari konsep ini dipakai oleh semua produsen pesawat terbang  komersial di seluruh dunia sampai detik ini. Berbanggalah Bangsa Indonesia memiliki putra bangsa yang sangat jenius ini. Konsekuensinya, tugas memonitor segala sistem pesawat ini menjadi beban kedua penerbang yang ada di kokpit itu tadi. Oleh karena itu, agar tetap efektif dan proper dalam menerbangkan pesawat sekaligus memonitor semua sistem di pesawat itu, maka sang penerbang dibantu oleh sistem monitor yang ada di depan mereka. Alat itu di-sebut ECAM (Electronic Centralized Aircraft Monitoring). Artinya kurang lebih pemusatan secara Elektronik terhadap Sistem Monitor Pesawat Terbang. Bentuknya seperti TV kecil layar monitor yang memberikan informasi penting, baik yang statusnya normal, abnormal, ataupun darurat. Se-hingga penerbang tidak perlu lagi melihat ke atas, kebawah, atau kesamping untuk mengetahui informasi penting tentang sistem pesawat. Cukup duduk manis saja di tempat duduknya sambil menghadap ke depan memonitor  ECAM tadi. Selain memberikan informasi kepada penerbang bahwa ada ketidaknormalan maupun keadaan yang perlu respon cepat (darurat) pada sistem pesawat, ECAM ini juga selanjutnya memberikan instruksi-instruksi kepada si penerbang hal-hal apa saja yang harus dilakukan terkait dengan informasi abnormal dan darurat tadi. Sehingga si penerbang betul-betul dipandu dan diarahkan dalam situasi itu. Inilah  yang dimaksud dengan konsep Forward Facing Cockpit Concept diatas tadi.
Pesawat Airbus A330-200 ini menggunakan sistem Fly by Wire.Seperti yang kita ketahui, pesawat terbang umumnya menggunakan Control Column (alat kemudi  di kokpit yang berbentuk setengah lingkaran), untuk mengemudikan pesawat tersebut dari dalam kokpit. Pesawat Airbus modern menggunakan side stick untuk tuas pengendali di kokpitnya. Ini adalah teknologi yang lebih maju karena side stick ini cukup sensitif  bila digerakkan. Pesawat sebesar itu digerakkan cukup dengan sebatang kecil side stick ini. Input dari tuas ini yang berupa signal dianalisa oleh computer, lalu diproses dengan sistem Guidance dan Envelope terlebih dulu agar tidak terjadi kesalahan input. Se-telah itu signal tadi selanjutnya dikirim ke sistem kemudi baik di sayap, atau ekor pesawat, se-hingga pesawat mampu bergerak dengan aman, benar, efisien dan nyaman serta terkendali. Inilah maksud secara umum dari sistem Fly by Wire tersebut.
Jadi sangat jelas bahwa pesawat Airbus ternyata sangat aman, canggih, efisien, efektif dan tentunya nyaman. Seperti mobil produksi Eropa yang terkenal dengan kenyamanannya, pesawat terbang buatan Eropa ini tentunya juga sangat nyaman dirasakan. Baik saat tinggal landas, menanjak, menjelajah (cruising), maupun saat mendarat. Sangat halus dan gentle.























Sumber :Tabloid Aviasi
mandala air airbus a320Airbus A320Airbus A320 merupakan pesawat single-aisle satu-satunya yang dibuat oleh perusahaan pesawat asal Eropa, Airbus, yang sudah mulai dikembangkan pada tahun 1982 untuk bersaing dengan dua tipe pesawat asal Amerika yaitu Boeing 737 dan Douglas DC-9.

Untuk menerbangkan pesawat tipe ini, Airbus melengkapinya dengan mesin CFM56. Selain itu, sebagai alternatif terdapat pilihan menggunakan mesin International Aero Engine V2500. Pesawat A320 dilengkapi dengan teknologi terkini seperti sistem fly-by-wire, full authority digital engine control, dan sidestick control dibandingkan pada sistem konvensional yang masih menggunakan yoke.

A320 yang didesain oleh Airbus agar bisa sunyi, hemat bahan bakar, serta ekonomis ini diluncurkan pada Maret 1984 dengan total pemesanan sebanyak 96 pesawat dari lima operator, termasuk 50 diantaranya untuk launch customer Air France. Tipe ini awalnya diperkenalkan dalam dua varian: seri -100 untuk model standar dan -200 untuk model yang lebih berat dengan dilengkapi tangki bahan bakar tambahan agar bisa terbang lebih jauh.

Prototype A320 terbang perdana pada 14 Februari 1987 dan mulai melakukan sertifikasi dalam waktu 12 bulan. Setelah sukses melakukan penerbangan perdana, beberapa minggu kemudian Airbus mendapatkan pesanan yang tak terduga sebelumnya sebanyak 439 pesanan dan komitmen dari 16 pelanggan.

Pesawat Jet Dengan Teknologi Tinggi

Inovasi merupakan dasar dari desain A320. Pesawat ini dilengkapi dengan wingtip yang mampu mengurangi drag sehingga jet menjadi lebih hemat bahan bakar. Selain itu Airbus juga memasukkan teknologi fly-by-wire dan enam layar CRT multifungsi untuk menggantikan panel-panel analog.

Airbus A320-100 dengan mesin CFM56-5A1 menerima sertifikasi dari otoritas penerbangan Eropa pada 26 Februari 1988. Kemudian pesawat pertama dengan registrasi F-GFKA bergabung dalam armada Air France pada tanggal 26 Maret. Sedangkan seri -200 memulai layanan untuk Ansett Australia pada bulan November di tahun yang sama.

Pada akhir tahun 1988 Airbus meningkatkan kapasitas produksi Airbus A320 di Toulouse menjadi enam pesawat per bulan. Secara signifikan A320 menarik minat maskapai asal Amerika, Northwest Airlines, yang merupakan pelanggan Boeing sejak lama dengan memesan 100 pesawat A320.

Airbus A321, Versi Panjang A320

Setelah sukses dengan A320, Airbus bekerja mengembangkan pesawat dengan kapasitas yang lebih besar yaitu maksimal memuat 220 penumpang yang diberi nama A321. Airbus A321 merupakan pesawat single-aisle yang memiliki basis sama dengan A320. Kedua model ini memiliki wing dan tail yang sama, sama-sama menempatkan enam kursi dalam satu baris, dan memiliki fitur kontrol fly-by-wire yang sama. Sehingga pilot yang menerbangkannya memiliki type rating yang sama pula. Perbedaan yang mencolok adalah tipe ini lebih panjang dari A320.

Pemesanan 16 pesawat Airbus A321 sudah dari International Lease Finance Corp sudah cukup bagi Airbus untuk meluncurkan pesawat ini secara resmi pada 19 Juni 1989. Sama seperti saudaranya, A321 menyediakan pilihan mesin CFM56-5B atau IAE V2530-A5. Keduanya memiliki daya dorong sama 30.000lb.




Airbus A321
Airbus A321 pertama menyelesaikan penerbangan perdana dari pabrik Airbus di Hamburg/Finkenwerder pada 11 Maret 1993. Kemudian pesawat ini bergabung dengan tiga pesawat lainnya untuk melakukan tes terbang selama sembilan bulan. Pesawat pertama dikirimkan kepada Lufthansa pada 27 Januari 1994.

Pada tahun 1995, Airbus meluncurkan A321-200 dengan menambahkan tangki bahan bakar ekstra sehingga pesawat bisa terbang 740 km lebih jauh. Pengembangan ini memungkinkan pesawat diisi penuh penumpang untuk menerbangi rute transcontinental di Amerika atau dari Eropa bagian utara menuju tempat tujuan wisata populer di Mediterania.

Airbus A319, Versi Pendek A320

Kesuksesan pada A320 dan A321 tidak membuat Airbus berhenti. Airbus merencanakan pembuatan pesawat dengan kapasitas antara 110-145 penumpang. Pesawat ini merupakan versi pendek dari A320 dengan ukuran 3,77 meter lebih pendek dibanding A320 original dan menggunakan bahan komposit yang lebih banyak.



Meskipun A319 memiliki daya tampung penumpang yang lebih sedikit dibanding A320, namun kapasitas tangki bahan bakarnya sama. Hasilnya jet baru memiliki jarak jelajah 6.700 km atau 644 km lebih jauh daripada A320.

Sama seperti A321, prototype A319 dibuat di Hamburg dan melakukan penerbangan perdana pada 25 Agustus 1995. Sertifikasi jenis pesawat ini telah selesai pada awal 1996. Pesawat pertama dikirimkan kepada Swiss Air pada 25 April 1996.













                                                                                                                                                                              Sumber : Indoaviation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar